Minggu, 17 Desember 2017

KAIDAH NA'AT MAN'UT

KAIDAH NAAT MANUT-SHIFAT-MAUSHUF

Na’at adalah sifat sedangkan Man’ut adalah sifat yang mengikuti isim sebelumnya, didalam tata bahasa arab, ia harus bertempat di belakang. Setiap akhirnya kata nama yang menempati tempat sifat, baris akhir kata sebelumnya.
Contohnya : murid yang bersungguh-sungguh telah lulus
نَجَعَ الِّتْلمِيْذُ اَلْمُجْتَهِدُ
Yang disebut Na’at, sebagaimana contoh diatas adalah sifat yang mengikuti isim sebelumnya, dari segala keadaan barisnya, baik isim sebelumnya berbaris depan, atas dan bawah, maka ia pun mengikuti baris isim yang dibelakangnya, begitu pula jika isim sebelumnya terdiri dari isim mufrod (tunggal) , maka ia pun harus demikian halnya artinya baris dari Na’at dan Man’ut tidak boleh berlawanan sama sekali.
Contohnya: masjid yang besar
مَسْجِدٌ كَبِيْرٌ
Kemudian Na’at yang terdiri dari isim musanna (dua) dan yang sebelumnya harus dengan bentuk musanna.
Contohnya:
اَلْمُسْلِمَيْنِ اَلْمُجْتَهِدَيْنِ
Kemudian isim jama’. Na’at juga jama’.
Contohnya:
اَلْمُسْلِمُوْنَ اَلْمُجْتَهِدُوْنَ
Dan akhirnya Na’at terdiri dari isim muzakar dan mu’anas, maka isim sebelumnya terdiri dari muzakar dan mu’annas.
Contohnya:
رَجُلٌ عَالِمٌ
سَبُوْرَةٌ كَبِيْرَةٌ
A.    CATATAN
Dalam penulisan paper ini kami mengalami beberapa  kesulitan diantranya dalam  menerjemahkan kosa kata baru. Banyak kosa kata yang sulit di fahami. Kemudian, kesulitan dalam memberi harakat pada teks tersebut karena kurangnya pengetahuan dalam ilmu nahwu.

DAFTAR PUSTAKA
Harun, Yahya dkk. 1985 “Metode Untuk Mempelajari Bahasa Arab dan Nahwu”. Yogyakarta:Bina Usaha

Sumber Buku : “Metode Untuk Mempelajari Bahasa Arab dan Nahwu”.

0 komentar:

Posting Komentar

 

AMAZING Template by Ipietoon Cute Blog Design